Home

Sabtu, 22 Oktober 2011

Kau dan Kau Yang Berlalu

'Lihat dirimu di cermin sekarang! sudah banyak rautan dimuka mu, garis-garis dan corengan mendandani  pelipis hingga dagu. Apa kau tidak malu?'

'Tidak, aku tidak malu! sedikit pun tidak. Iya memang, menjalaninya sangatlah berat, setidaknya jatahku untuk hidup di dunia ini terisi sedikit demi sedikit. Pernah kah kau sadar, kau hanya kenangan yang tersimpan rapih di sudut-sudut hati?'

'Ya tentu, aku sangat menyadari akan hal itu, terkadang memang perlu melupakan ku sejenak, tapi aku juga khawatir jika kau terus tidak peduli dengan apa yang kau perbuat. Itu akan mencemariku suatu saat nanti.'

'Oh maaf, aku tidak bermaksud bersikap egois. Aku lah si nyata dan kau bayang-bayang ku'

'Hahaha sekarang kau membuat dirimu tampak bodoh dengan mengatakan hal itu, sungguh aku terpingkal. Asal kau tahu, aku dan kau tidak bisa terpisah sedikit pun, aku hidup karena kau mengisi hidup dan aku lebih banyak darimu, kau hanya satu dan aku bisa seribu.
Hanya satu pintaku untuk dirimu, ingatlah aku dimana kau tidak merasa jatuh, ingatlah aku dimana kau merasa tidak terkekang oleh kebebasan, ingatlahlah aku untuk memotivasi ruang gerakmu.'

[Suasana Hening]

'Sekarang aku menangis percuma dan baru tersadar. yang ku lakukan hanya menggali lubang untuk jatuh ku sendiri. maaf karena membuat dirimu tidak punya arti belakangan ini. Sekarang mau kah kau membantuku naik dari lubang 500 meter ini? disini sangat bau, sudah lama ku tidak merasakan udara segar.'

'Pundak ini ikhlas kau injak, naiklah!'

Kamis, 20 Oktober 2011

Suka Anjing?

Saya bukan penggemar atau pedagang anjing, yang saya tahu kata 'anjing' punya arti lebih selain hewan berkaki empat yang berliur, menggonggong, e'ek di jalan, dan kencing di tiang. Kata itu biasa dilontarkan oleh sebagian orang yang saya dengar sebagai ungkapan kekesalan atau marah dan juga sebagai umpatan.  Kalau orang sunda bilangnya "Anyiing..." hehehe

Kata 'anjing' memang mempunyai konotasi negatif. Biasa digunakan dalam sehari-hari dan juga tersegmentasi, liat-liat juga dengan siapa dan dimana kita bicara. Pernah suatu kali saya kena omel  orang tua teman gara-gara saya mengucapkannya dengan lantunan tinggi saat sedang mengobrol dan gak tahu kalau ibunya dibelakang saya. Katanya "Hey, kamu gak boleh ngomong gitu ya, itu kata yang gak bagus dan gak sopan!", iya maaf tante, mungkin kedepannya saya akan ganti dengan tikus irian atau kupu-kupu agar terdengar lebih sopan bisa juga diganti 'guguk' , dalam hati saya. Seiring perkembangan, Kata anjing juga sudah dimodifikasi agar lebih halus pengucapannya seperti 'anjir, anjrit anjrot, yang saya tau. 

Tetapi selain untuk mengexpresikan kekesalan, ada juga beberapa orang yang memakai bila sedang merasa takjub akan sesuatu, sebagai contoh :  "Wah, anjing! filmnya bagus banget.." atau "Anjing! main gitarnya keren yah, sampai di bakar". Nah mungkin kalian pernah dengar kalimat seperti itu atau sejenisnya? Saya pernah dan lagi-lagi secara tidak sadar pernah berucap seperti itu. Lalu teman di samping bertanya "loh, kok anjing sih?" Nah, saya juga bingung tuh waktu itu kenapa, secara spontan saja terucap. 

Yah apalah itu saya juga gak begitu ngerti, memang begitu adanya. Ini hanya pembahasan ringan tanpa menggurui dan menyinggung siapapun. Terimakasih.